Fani Haryadi
Fani Haryadi
  • Dec 27, 2020
  • 387

NASIB PELAKU PARIWISATA BULELENG DALAM MASA COVID-19

Singaraja, 26 Desember 2020. Pengurus Cabang PMII Buleleng menggelar diskusi santai mengenai kondisi wisata di Bali khususnya di daerah Buleleng yang dilaksanakan di The Classic Coffee Jl. Hasanudin No. 11 Singaraja. Dalam diskusi tersebut dihadiri oleh beberapa mahasiswa dan OKP dilingkungan Kabupaten Buleleng.

Adanya Hari Natal dan menjelang Tahun Baru banyak wisatawan yang memilih liburannya ke Bali baik wisatawan lokal hingga mancanegara. Namun adanya Pandemi Covid - 19 aktifitas wisatawan mengalami penurunan yang sangat drastis. Banyak pegiat pariwisata mengalami penuruan pendapatan dari usaha pariwisatanya karena sepinya para pengunjung karena adanya penyebaran Covid - 19 ini. 

Dalam hal ini disampaikan oleh Made Gunaksa selaku pemateri dan selaku pegiat pariwisata menyampaikan bahwa dampak Covid - 19 ini baru merasakan keterpurukan sesudah tiga bulan. Pegiat pariwisata atau pemilik usaha pariwisata mengalami kehilangan pendapatan karena sepinya para peengunjung. Selain penurunan pendapatan dari wisata tersebut para pegiat wisatawan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan dan gaji karyawan. Maka salah satu yang dilakukan oleh para pegiat pariwisata melakukan optimalisasi keadaan pariwisata dengan di rumahkannya para pekerja. Meminimalisir biaya operasional seperti perawatan gedung, biaya listrik bagi pemilik Villa maupun perhotelan.

begitu juga dengan apa yang disampaikan oleh I Putu Gede Parme selaku ketua KNPI kabupaten Buleleng yang juga ahli dibidang Pariwisata. Beliau menyampaikan bahwa ada dua sisi sudut pandang dalam melihat pariwisata yang pertama ialah mengenai kesehatan. Pada masa Pandemi Covid - 19 ini kesehatan menjadi prioritas pemerintah dalam mengurangi penyebaran Virus Corona. Dan kedua ialah ekonomi, pendapatan di daerah Bali banyak dihasilkan oleh sektor pariwisata. Sedangkan para wisatawan yang ingin berlibur di Bali harus diwajibkan tes  Swab PCR dan Antigen sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 2021 tahun 2020 tentang pelaksanaan kegiatan masyarakat selama libur Hari Natal dan tahun Baru.

Hal ini mengakibatkan banyak para wisatawan memilih untuk membatalkan liburannya ke Bali karena biaya tes Swab PCR dan Antigen sangat mahal. Sehingga pembatalan tersebut banyak para pegiat pariwisata mengalami penurunan pendapatan yang akan berdampak pada karyawan. Mulai dari para pekerja dirumahkan, pengurangan jam kerja bahkan PHK. Dan Made Gunaksa juga menambahkan bahwa dari pihak pemerintah terus mendorong para pegiat pariwisata baik dari segi strategi pemasaraan hingga pendanaan.

Dalam diskusi ini Ahmad Fanani selaku ketua PC PMII Buleleng menyampaikan semoga bisa menjadi media dialog untuk mencari solusi dan titik temu antara pegiat pariwisata dengan pihak pemerintah untuk mempertahankan pariwisata di Buleleng.

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU